Senin, 14 Januari 2008

PERGAULAN YANG SEHAT



PERGAULAN YANG SEHAT
Tuhan memprakarsai pernikahan pertama di dunia, Ia memandang bahwa tidak baik manusia itu seorang diri saja (Kejadian 2:18). Manusia adalah makhluk sosial, jadi sudah pasti manusia memiliki hubungan dengan orang lain. Tuhan menghendaki kita hidup dan bergaul satu dengan yang lainnya.
Tuhan menghendaki manusia yang Ia kasihi bertambah banyak dan menguasai bumi, dengan menyatakan pribadiNya atau sifat-sifatNya (Kolose 3:10, Galatia 5:22-23) sehingga orang-orang yang belum mengenal Dia dapat mempermuliakan NamaNya (Matius 5:16).
Tuhan hendak menyatakan pribadiNya melalui keluarga-keluarga Kristen oleh sebab itu Iblis menyerang habis-habisan baik, keluarga Kristen maupun pasangan-pasangan muda yang mulai saling tertarik. Oleh sebab itu kita perlu untuk belajar bagaimana mempersiapkan diri sebelum memasuki pernikahan yang kudus dan dikehendaki oleh Bapa Surgawi. Kita perlu mewaspadai sebab rata-rata 80% problem dari pernikahan disebabkan kurangnya persiapan pasangan suami istri pada masa pranikah (Ir. Eddy Leo).
BELAJAR DARI KEHIDUPAN AMNON (2 Samuel 13:1-14)
Dalam kisah di atas kita akan banyak belajar agar tidak meniru langkah-langkah yang salah, yang diambil oleh Amnon. Bila kita nekat seperti dia di dalam menjalani masa pergaulan menuju pranikah kudus dengan cara yang salah, maka kita bisa mengalami kehidupan tragis.Amnon tewas akibat kemarahan kakak dari Tamar, Absalom (2Sam 13:28-29).
KEGAGALAN AMNON
Tidak dapat membedakan antara cinta yang murni dengan asmara.
Banyak pernikahan yang berantakan akibat tidak berakar pada kasih sejati namun pada asmara. Tertarik pada lawan jenis saat remaja merupakan hal yang WAJAR. Asmara sebenarnya merupakan hal yang positif dari Tuhan namun sebagaimana pula seks, Iblis coba membengkokkan pengertian/perasaan ini.
Menurut seorang dokter pakar bidang seks, asmara disebabkan oleh reaksi kimiawi yang timbul dalam diri manusia (chemistry of love). Reaksinya memberikan : - Rasa Nyaman dan dorongan yang kuat untuk memulai suatu perkenalan.
- Rasa mabuk atau “fly”.
Kita perlu mengerti bahwa asmara tidak sama dengan cinta (kasih).
ASMARA:Hawa Nafsu, cemburu, penguasaan diri, tidak sabar, amoral dan berfantasi yang tidak senonoh.

CINTA(KASIH): Penguasaan diri(Gal 5:23, Mat 5:27-28, 1 Kor 13:5b), tidak cemburu(1 Kor 13:5c), sabar(1 Kor 13:4a, Gal 5:22), tidak melakukan yang tidak sopan(1 Kor 13:5a), menjaga kekudusan dalam imajinasi(Flp 4:8)

Kita perlu menikah dengan seorang yang juga mengasihi Tuhan, sebab semakin dekat seseorang dengan Tuhan, maka ia pasti juga mengasihi pasangannya (Ef 5:25). Bila reaksi kimiawi cinta/asmara yang diprediksikan hanya memiliki batas produksi selama 5 tahun saja berakhir, maka rumahtangga Kristen ini akan tetap kokoh sebab memiliki Kristus Yesus. Sebab dari pengamatan yang telah dilakukan, kebanyakan rumahtangga bercerai pada saat memasuki masa 5 tahun pernikahan.
Bila kita mempelajari kehidupan Amnon maka kita dapat melihat bahwa ia tidak mendapatkan pendidikan pranikah dari ayahnya, Raja Daud, atau bahkan kemungkinan besar ia pun mengalami krisis kasih mengingat kesibukan sang ayah sebagai seorang raja hingga kurang kasih sayang , perhatian dan bimbingan.
Amnon mendapatkan bimbingan atau pelajaran “cinta” dari Yonadab, yang akhirnya menyesatkan dia.
Kita pun perlu mewaspadai bahaya Yonadab-Yonadab lain disekitar kita, mungkin novel romantis, buku-buku duniawi yang berbicara dari sisi yang yang tidak alkitabiah, media TV atau radio, internet, teman-teman sebaya yang memiliki pengertian separuh-separuh.
Dan akibat krisis / defisit kasih Amnon coba mengisi kekosongan hatinya dengan asmara/ pacaran untuk “having fun”.
Kita perlu mempelajari arti cinta dari ALKITAB, sebab ALKITAB merupakan surat cinta BAPA SURGAWI pada kita. Bila anda tidak memiliki orangtua yang dapat membimbingmu di dalam mengenal kasih yang benar ini, kalian bisa datang ke komunitas orang percaya/gereja, di mana ada orangtua-orangtua rohani atau kakak-kakak rohani bagimu.
Tidak mengerti makna pacaran.
Konsep Alkitab mengenai pacaran yang kita kenal saat ini, sama sekali tidak ada relevansinya. Arti kata berpacaran / pacaran / teman kencan sendiri berkonotasi negatif, yaitu saat bersenang-senang,tidak ada batas atau bebas. Motivasi orang berpacaran melampiaskan hawa nafsu (seks sebelum menikah) dan ini sangat ditentang Alkitab.Orang yang berpacaran, memiliki pengertian coba-coba sampai dapat yang cocok dan hal ini dapat merusak kehidupan rohani dan jiwa kita. Orang dalam taraf ini, biasanya menyatakan CINTA terlebih dulu sebelum mengenal orang tersebut secara mendalam. Akibatnya ketika TIDAK COCOK mereka putus .
Konsep Alkitab adalah TUNANGAN. Bagaimana kita bisa memasuki tahapan ini? Kita tidak perlu berpacaran dulu, namun BERSAHABAT BAIK dahulu dengan sebanyak-banyaknya orang, kenali teman-temanmu tanpa mengungkapkan perasaan cinta terlebih dahulu. Kita perlu merasa pasti, percaya bahwa pria/gadis itu dari Tuhan dan siap masuk dalam pernikahan kudus. Kenali dulu orang tersebut, BARU MENYATAKAN.
Bermain-main dengan seks.
Seks bukanlah dosa, seks normal dan berasal dari Tuhan. Namun seks menjadi dosa apabila kita melakukannya di luar konteks Tuhan, alias di luar pernikahan kudus.
Jangan bermain-main dengan dosa seks (Kasus Raja Daud dan Batseba mengakibatkan MEREKA hidup dalam dosa dan bayi mereka mati).Dosa seks jangan dilawan, tapi lari menjauh (Kej 39:11-12).
Dosa seks, bukan saja dapat mengakibatkan kita terikat dalam dosa namun juga dapat menimbulkan kebencian terhadap orang “yang kita kasihi” (lihat 2 Sam 13:15).
BILA KITA SUDAH TERLANJUR JATUH DALAM DOSA SEKS ATAU CARA YANG SALAH
Bertobat dengan mengakui dosa tersebut di hadapan Allah (1 Yoh 1:9)
Meminta Tuhan memberikan kuasaNya untuk menolong kita menaklukkan dan lepas dari ikatan dosa (Mat 28:18).
Bila ada krisis kasih dari orangtua, minta kasih Bapa Di Surga(Yes 9:6).
Renungkan kebenaran Tuhan yang dapat memerdekakan pola pikir yang salah (Yoh 8:36).
.

Tidak ada komentar: