Minggu, 03 Februari 2008

Kepedulian Terhadap Sesama



Kepedulian terhadap sesama manusia
W. J.
Yesaya 58,1-9a
Kesalehan yang kosong
Rajin beribadah (ayat 2.3)
Yesaya melukiskan satu bangsa yang rajin beribadah, apa saja yang diperlukan untuk satu kehidupan beragama tidak kurang ada, mereka sembahyang, mereka membaca doa, mereka pergi ke tempat ibadah, mereka menyiksa diri dengan puasa, malah mereka mencari kehendak TUHAN, apa lagi harus dilakukan untuk berkenan kepada TUHAN? Mereka bertanya. Mereka merasa sudah lengkap dalam amal terhadap TUHAN, tetapi sekaligus mereka merasa, mereka tidak terima oleh TUHAN. Pernah dalam satu KKR orang menceritakan semuanya yang mereka mengalami dengan TUHAN, tetapi bagaimanapun, doa mereka hanya sampai langit-langit, seolah-olah TUHAN tidak mau mendengar, apalagi mendengarkan. Apa sebabnya?
Kehidupan sehari-hari jauh dari TUHAN (ayat 3.4)
Mereka tidak mempedulikan nasib orang, malah sebaliknya, di mana ada kesempatan mereka menyusahkan orang lain, daftar hitam panjang: dusta, tipu, mencuri, kerakusan, fitnah, mencemari nama baik, perasaan terhadap orang lain tumpul, melampiaskan hawa nafsu, kepahitan, percabulan, mau berkelahi, banyak omongan kotor, menghabisi waktu untuk apa yang tidak ada gunanya, orang miskin tidak ditolong, orang sakit tidak dikunjungi, apalagi yang orang dukacita tidak dihibur.
Mencari kepentingan sendiri
Biasanya mencari kepentingan sendiri dan mengumpulkan keuntungan sebanyak mungkin dianggap wajar dan tidak begitu dihiraukan, tetapi kalau kita mempelajari Firman TUHAN kita melihat, sifat ini dibenci TUHAN. 1 Korintus 13,5, Kasih tidak mencari keuntungan sendiri. Galatia 5,19.20, Perbuatan daging telah nyata .... kepentingan diri sendiri. Yakobus 3,16, Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam-macam perbuatan jahat. Roma 2,8, Murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri.
Pertobatlah dari jalan yang tidak benar (ayat 1)
Dengan satu ucapan yang tidak bisa dilewatkan nabi Yesaya menegur orang tentang kehidupan yang tidak beres. Dosa-dosa orang harus dibongkar seterang-terangnya. Masalah orang yang tidak mempedulikan orang lain tidak bisa diselesaikan dengan nasihat yang terarah dan teguran tajam saja, tetapi harus ditangani dengan satu pertobatan secara dalam. Mereka harus mengakui dosa-dosanya mereka. Mereka harus menjadi sadar tentang dosa yang sudah merah. Sudah puluhan tahun yang lalu nabi Yesaya sudah pernah memanggil mereka, keluarlah dari dosa! TUHAN sendiri memberi tawaran yang luas biasa, (fs 1,16-18) Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik, usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Marilah, baiklah kita berperkara! - firman TUHAN- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Sesudah itu, Yesaya mengalami sendiri bagaimana meskipun ia sudah menjadi nabi selama sekian tahun, ia harus lagi dibersihkan oleh TUHAN sendiri, ia menceritakan, fs 6,5.7, "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." Seorang Serafim menyentuhkan bara kepada mulutku serta berkata, "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni. TUHAN berkata di fs 43,25, Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu. Dan diteruskan dengan fs 53,5, Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Hanya lewat satu pertobatan secara dalam manusia dapat menjadi baru oleh karya TUHAN Yesus Kristus.
Cara perpuasa yang betul (ayat 6.7)
Membebaskan orang (((ayat 6) )
Dalam nats ini, Yesaya melihat bahwa yang berkuasa memperlakukan orang lain seperti orang budak, malah seperti sampah, untuk seorang Kristen tidak mungkin ia menekan sesamanya, justru bagaimanapun kedudukan dalam sosial, semua manusia ada sama tinggi derajatnya. Di sini kita melihat, TUHAN ingin, supaya sesama diperlakukan dengan hormat. Jangan memakai kata yang keras, perintah yang singkat saja, tidak menghiraukan perasaan orang, tetapi sebaliknya, orang lain diperlakukan seperti kita sendiri mau diperlakukan. Di banyak tempat hal ini bisa dipraktekkan: di tempat kerja atau kantor, atasan dengan bawahan dan sebaliknya, di pasar dan toko, di kendaraan umum, bermasyarakat dengan tetangga, kawan sebangku di sekolah atau perguruan tinggi. Beberapa kata saja yang ramah dapat merobah suasana, kalau dimarahi dibalas dengan kata manis, kalau dianaktirikan dibalas dengan pekerjaan yang lebih bertanggung jawab lagi, kalau dirugikan ditanggapi dengan memandang kepada TUHAN yang bisa mengganti semua rugi, kalau orang lain suram atau muram dicoba diimbangi dengan nyanyian; dengan kata lain, orang yang sekitar kita ini, kita tidak mau membebani mereka dengan tingkah laku kita. Sudah jelas kita tidak mau membuat macam-macam ulah, supaya suasana menjadi keruh, tetapi tugas kita adalah supaya orang lain menjadi sukacita.
Membantu sesama manusia dalam kesusahannya (ayat 7)
Dalam masyarakat ada berbagai kekurangan, di mana kita dengan senang hati dapat menolong, misalnya ada yang sakit dan memerlukan pengobatan, ada yang dukacita dapat didampingi dan banyak hal yang serupa. Firman TUHAN ingatkanlah khusus tentang nasib para janda yang tidak mempunyai keluarga. Tetapi masih ada banyak hal yang lain, di mana kita dapat menolong: ada orang dalam krisis, kata-kata yang tepat bisa menolong dia, ada orang karena banyak stres menjadi depresi, kata hibur dapat mengangkat dia lagi. Untuk berdukacita satu surat dari jauh menjadi satu tetes air yang sejuk. Ada perselisihan antara orang, kalau saudara mendapat memperdamaikan mereka saudara sendiri akan disebut anak Allah (Matius 5,9). Kadang-kadang dalam pergaulan kita dapat mendengar pikiran buruk, malah rencana yang jahat, dengan teguran yang tepat kita dapat menolong mereka dalam percobaan, akhirnya tidak dilaksanakan, apa direncanakan. Banyak omongan yang busuk dapat dirobah oleh seorang yang suci di tengah mereka, jengkel, cemoohan, olok-olokan dapat menghilang, inilah juga merupakan satu pertolongan untuk semua hadir, karena suasana akan merobah dan semua merasa lebih enak dan nyaman.
Kasih dengan bijaksana
Kita dipanggil TUHAN untuk membantu di mana ada satu kesulitan, tetapi Firman TUHAN juga menjelaskan bahwa bantuan harus dilaksanakan dengan bijaksana, Paulus tanpa ragu dapat berkata, 1 Tesalonika 4,11, Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu. 2 Tesalonika 3,10, Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dengan demikian, diperlukan hikmat dan pengertian TUHAN dalam tugas diakonia, karena sering tidak gampang diputuskan, orang mempunyai cerita yang mengharukan, karena mereka sudah melatih diri sebagai orang minta-minta. Lebih gampang mencari uang lewat minta-minta daripada bekerja. Paulus berdoa untuk jemaat di Filipi 1,9.10, Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Dengan demikian, kita juga harus berdoa, supaya berbuat baik menghasilkan sesuatu yang baik. Meskipun sering bisa kita ragu, langkah mana yang terbaik, tetapi kita perlu seperti Paulus mengatakan, (2 Tesalonika 3,13), Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.
.
Hidup yang baru yang diberikan TUHAN (ayat 8)
Ada janji dalam Firman TUHAN bahwa orang yang hidup dalam kebenaran TUHAN tidak pernah akan mengalami kekurangan apapun. Mazmur 34,18, Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. Mazmur 37,21b.25, Orang benar adalah pengasih dan pemurah. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti. Peganglah ini, TUHAN Penolong kita!
Doa yang dikabulkan (ayat 2.4.9a)
Banyak orang mengeluh bahwa doa mereka tidak dikabulkan. Nats kita memberikan satu penjelasan yang terang. Mereka-mereka mungkin rajin beragama, tetapi kehidupan mereka belum pernah merobah, mereka masih tinggal dalam kenajisan dosa, malah kesalehan mereka hanya dipakai untuk menyelimuti kejahatannya. Tetapi sebaliknya, mereka yang membersihkan diri dari keinginan sendiri dan merobah menjadi orang yang mempunyai satu kepedulian untuk orang lain, mereka akan melihat, bagaimana TUHAN akan mengabulkan doa syafaat mereka, bukan hanya permintaan untuk diri sendiri, tetapi justru untuk mendoakan mereka-mereka yang dalam kesusahan. Kita sendiri sering tidak mengetahui bagaimana solusinya, tetapi kita dapat minta kepada TUHAN, IA akan memberikan satu solusi.

Tidak ada komentar: