Rabu, 23 April 2008

REKAYASA GENETIKA, SEBUAH JAWABAN

REKAYASA GENETIKA, SEBUAH JAWABAN

    Siapa tidak ingin awet muda? Bukankah umur manusia sudah ditakdirkan? Sudah
dibuatkan cetak birunya, itu yang disetujui para ilmuwan. Maka, mulai banyak yang bertanya-
tanya, bagaimana bila cetak biru itu bisa diubah? Beberapa studi menemukan, cacing bisa
berumur dua kali lebih panjang bila cetak birunya diubah. Studi lain menyebutkan,
mengurangi konsumsi kalori bisa membuat seseorang hidup lebih lama dan lebih sehat. Jadi,
bisakah seseorang dibuat awet muda?
    Yang sudah pasti, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS mengumumkan,
angka harapan hidup warga AS saat ini 30 tahun lebih lama daripada 10 tahun lalu.

    Linda Walsh baru 42 tahun. Namun, rambutnya mulai rontok. Persendiannya mulai
kothekan, dan ia mulai gampang lelah. Kulitnya juga mulai memperlihatkan bercak-bercak
tanda ketuaan. Namun, kini penduduk California Selatan itu kembali mulus. Tak ada lagi
bercak penuaan di kulitnya. Rambutnya juga kembali subur. Dan, ia kembali sehat dan aktif
menjalankan bisnisnya.
    Kok bisa? Walsh mengaku berhutang budi pada suplemen antioksidan dan produk-produk
perawatan kulit yang tiap hari dioleskannya ke wajah dan seluruh tubuh.
    Sesederhana itu? Tidak, rupanya. Menjadi awet muda tak selalu sesederhana minum pil
dan mengoleskan lotion. Para ahli genetika bilang, penyebab penuaan berada jauh di pusat
sel-sel tubuh. Itulah gen, cetak biru hidup manusia. Dialah yang menentukan bagaimana
seseorang tumbuh, berkembang, dan menjadi tua.
    Hanya, ketika Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) melaporkan
betapa angka harapan hidup warga Amerika kini 30 tahun lebih lama daripada sepuluh tahun
lalu, harapan untuk memperpanjang harapan hidup dianggap bukan lagi sekedar fantasi.
Apalagi, temuan para ahli mendukung pula. “Kian banyak saja gen yang bisa mengubah
bagaimana kita menjadi tua dan berapa lama kita hidup,” kata Dr George Martin, guru besar
genetika University of Washington School of Medicine di Seattle.
    Sejak 10 tahun lalu, Martin meneliti Werner’s syndrome, penyakit yang membuat orang
mengalami gejala penuaan saat masih berusia 20 tahun. Penderita sindroma ini mengalami
ubanan, osteoporosis, penyakit jantung, dan diabetes, yang biasanya hanya terjadi pada
lansia.
    Pada 1996, Martin dan kolega-koleganya di laboratorium di seluruh dunia menemukan
penyebab kondisi tadi: sebuah gen yang mereka sebut recQ. Gen ini bermutasi sedemikian
rupa sehingga ia tak lagi bekerja mendukung mesin perawat gen dalam sel. Ketika mesin ini
mulai lamban, tubuh pun mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan dini. “Karena perubahan
sebuah gen bisa menyebabkan gejala penuaan, para dokter suatu hari nanti mungkin akan
mampu memanipulasi gen tertentu untuk memperlambat proses penuaan,” kata Martin.
    Isu antioksidan. Temuan Martin, tentu, berarti harapan. Namun ada tawaran lain. Para
ilmuwan Universitas Colorado menemukan beberapa gen cacing gelang. Bila gen ini
dimutasikan, cacing tadi jadi hidup dua kali lebih lama. “salah satu gen ini diketahui
mengontrol seberapa banyak antioksidan diproduksi tubuh,” kata Thomas Johnson, guru
besar genetika perilaku Universitas Boulder.
    Ketika gen tadi dimutasikan, tubuh memproduksi lebih banyak antioksidan untuk
memerangi radikal bebas. Radikal bebas adalah produk sampingan proses metabolisme, yang
bisa menyebabkan penuaan dengan jalan merusak jaringan dan sel. Cacing gelang yang
memiliki lebih banyak antioksidan ditemukan hidup dua kali lebih lama daripada cacing
dengan jumlah antioksidan normal.
    Dalam kasus Walsh, bisa jadi suplemen antioksidan memang menghilangkan tanda-tanda
penuaan di kulitnya. Namun, Johnson mengingatkan, itu bukan berarti antioksidan (yang
meliputi vitamin A, E, dan C) meningkatkan kemampuan tubuh memerangi radikal bebas.
Menurut ia, beberapa studi menemukan, tubuh justru memproduksi lebih sedikit antioksidan
jika kebutuhan antioksidan disuplai dari makanan.
    Dicari, obat awet muda. Kini Johnson membangun perusahaan GenoPlex di Denver.
Perusahaan ini mencoba mengembangkan obat untuk mengintervensi proses penuaan di
level gen. Manipulasi gen, tampaknya memang jalan yang harus dilalui.
    Helen Blau, guru besar dan ketua farmakologi molekuler Stanford University School of
Medicine, juga berpendapat sama. Kini, ia dan tim risetnya mengembangkan sel-sel otot yang
direkayasa secara genetika untuk merangsang tubuh memproduksi pembuluh darah.
Pembuluh-pembuluh darah ini akan mencegah penyakit jantung, juga menunda atropi dan
mengatasi luka yang sulit sembuh pada lansia. “Sejauh ini, sel-sel yang direkayasa secara
genetika tadi sukses merangsang pertumbuhan pembuluh darah pada tikus,” kata Blau. Kini,
tinggal melakukan uji klinis untuk mengetahui apakah sel-sel yang sama juga bisa
menumbuhkan pembuluh darah pada manusia.
    Toh, seperti juga ilmuwan lain, Blau juga mengingatkan betapa terapi anti penuaan masih
perlu waktu. Ia bilang, meski para ilmuwan telah tahu banyak tentang genetika penuaan,
terapi genetik masih menjadi masa depan. “Ini sangat mengagumkan. Namun, ia belum siap
tayang,” katanya.


        GAYA HIDUP, SETITIK HARAPAN

    Tak banyak, kalaupun ada, orang yang bisa dengan bangga bilang, “Saya telah berusia
90 tahun dan tetap sehat.” Tapi, Ernest Umberger punya kebanggaan itu. Sejak 1958, mantan
farmakolog ini jadi responden studi tentang penuaan. Maka, warga Rockville (Maryland) itu
ibarat eksperimen hidup saja.
    Penuaan sehat. Bersama Umberger, ada 1.300 responden yang mengikuti studi ini. “Studi
ini tak akan membantu orang hidup lebih lama. Lebih realistik menemukan cara untuk
membantu lansia hidup lebih sehat meski tak perlu berumur lebih panjang,” kata Jerome Fleg,
direktur studi ini.
    Dan, para ilmuwan menemukan, kunci utama itu adalah gaya hidup. Perokok, mereka yang
kurang gerak, dan penggemar fastfood ditemukan lebih cepat tua dan lebih dini sakit.
    Peran hormon. Temuan lain, hormon mungkin juga amat terkait dengan proses penuaan.
Dr. Marc Blackman, guru besar kedokteran di Johns Hopkins University School of Medicine,
telah meneliti hormon pertumbuhan selama 20 tahun. Hasilnya, pemuda yang kekurangan
hormon pertumbuhan memperlihatkan tanda-tanda penuaan dini. “Tanda penuaan ini hilang
begitu mereka minum hormon pertumbuhan buatan,” katanya. Studi lain menemukan, lansia
yang minum hormon ini mengalami peningkatan massa otot dan pengurangan lemak.
    Meski begitu, Blackman menyarankan kita tak minum suplemen hormon pertumbuhan
sampai peneliti menemukan bukti lebih kuat. Sebab, peminum hormon ini bisa mengalami efek
samping tekanan darah tinggi, sakit kepala, dan sindroma saluran karpal.
    Diet panjang umur. “Kunci lain tetap awet muda mungkin amat sederhana, sekedar
makan lebih sedikit,” kata Dr Roy Walford, guru besar patologi Universitas California di Los
Angeles, penulis teori pembatasan kalori. Teori ini menyebutkan, orang akan hidup lebih lama
jika mereka mengurangi jumlah kalori yang mereka konsumsi setiap hari.
    Walford meneliti tikus. Hasilnya, tikus yang diberi makan lebih sedikit mampu bertahan
hidup 39-56 tahun, setara dengan 110-162 tahun pada manusia.


                   OLAHRAGA SENJATA UTAMA

DR Howard Wechsler sudah 30 tahun lepas dari Perang Vietnam. Kini, ia menghadapi
pertempuran baru, pertempuran untuk awet muda, sehat, dan bugar. Lawannya, apalagi kalau
bukan waktu, “Pertempuran ini tidak mudah,” kata para ahli. Ia menuntut disiplin ketat dan
motivasi untuk berolahraga teratur, makan dengan benar, dan mempertahankan sikap positif,
unsur-unsur penting untuk mendepak musuh: penuaan. Dan, Wechsler memilih olahraga
sebagai senjata. Ia berlatih tiga kali seminggu, masing-masing 20 menit dengan mesin
kardiovakuler dan 40 menit latihan beban dan latihan lain untuk memperkuat otot.
    “Wechsler memilih senjata yang benar. Latihan fisik merupakan faktor penting untuk
mengurangi dampak proses penuaan,” kata Miriam Nelson, direktur Pusat Kebugaran di
Universitas Tufts yang juga pengarang buku laris Strong Women Stay Young. Dikatakannya,
olahraga mencegah kecenderungan tubuh menumpuk lemak serta kehilangan massa otot dan
tulang, yang biasanya berawal pada usia 35 tahun. Olahraga teratur juga mengurangi risiko
sakit jantung, osteoporosis, diabetes, kegemukan, dan depresi; sekaligus memperbaiki
kepercayaan diri, kualitas tidur, dan harga diri.
    Bill Valentine juga yakin olahraga penting. Namun, warga California Utara ini
menambahkan perlunya diet rendah lemak dan gizi yang tepat. Menurut Dr Robert Russell
menambahkan, diet berperan mencegah penyakit degeneratif. Bahan penting yang mesti ada
dalam diet lansia adalah kalsium dan vitamin D yang mencegah osteoporosis, vitamin E yang
mencegah risiko sakit jantung dan Alzheimer, dan vitamin B12 yang mencegah anemia dan
disfungsi saraf. “Dengan mengikuti panduan gizi yang direkomendasikan, sistem imun akan
tetap sehat dan tubuh terbebas dari infeksi dan kanker.”


Dengan panjang umur akan Ku-kenyangkan dia,
dan akan Ku-perlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.    
Mazmur 91:16
Takut akan Tuhan memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.     
Amsal 10:27

1 komentar:

infogue mengatakan...

Artikel di blog ini menarik & bagus. Untuk lebih mempopulerkan artikel (berita/video/ foto) ini, Anda bisa mempromosikan di infoGue.com yang akan berguna bagi semua pembaca di tanah air. Telah tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://biotek.infogue.com
http://biotek.infogue.com/rekayasa_genetika_sebuah_jawaban